Suatu ketika di dalam sebuah kamar kecil pada sebuah tempat,
hiduplah seorang janda miskin bersama anaknya yang kecil dengan kehidupan yang
sederhana dan dalam keadaan yang sangat sulit. Walaupun begitu keluarga kecil
ini mempunyai keistimewaan yaitu selalu memiliki sifat mensyukuri nikmat, ridha
dan qana’ah (selalu menerima pemberian Allah) yang merupakan harta berharga
yang tidak akan habis.
Selama ini ada sesuatu yang mengkhawatirkan ibu tersebut,
yaitu turunnya hujan di musim penghujan. Kamar yang dimilikinya hanya berupa
empat dinding dan sebuah pintu kayu yang tidak memiliki atap. Sudah empat tahun
sejak kelahiran anaknya yang paling kecil, kota tersebut tidak pernah diguyur
hujan kecuali hanya gerimis. Suatu hari mendung tebal menutupi seluruh langit
kota. Pada jam satu malam, turunlah hujan dengan sangat lebat sehingga
membasahi seluruh penjuru kota. Semua warga berteduh di rumah mereka kecuali
janda dan anaknya. Keadaan yang sedang dihadapinya sekarang adalah keadaan yang
cukup sulit.
Anak tersebut melihat ibunya dengan pandangan yang hangat,
kemudian mendekap dalam pelukannya, namun tubuh dan pakaian ibunya basah kuyup
terkena air hujan. Ibu tersebut segera bergegas menuju pintu kamar, kemudian
melepasnya dan meletakannya miring disandarkan kepada salah satu dinding. Sang
anak kemudian bergegas ke belakang pintu untuk berteduh dari derasnya air
hujan. Anak tersebut melihat ibunya dengan gembira dan tersirat di wajahnya
senyuman yang penuh keridhaan dan berkata “bagaimana ya yang dilakukan oleh
orang miskin yang tidak memiliki pintu ketika turun hujan”
@Naif Abdurrahman Al-Zuraiq